PROFIL Wasit Euro 2012 - Jonas Eriksson
Erikkson untuk kali pertama memimpin laga di turnamen besar, dan mari kita mengenal lebih dekat sosok wasit asal Swedia ini.
Tidak seperti wasit lainnya, pria berusia 38 tahun itu berubah menjadi jutawan setelah melepas 15 persen saham miliknya di bisnis media di Swedia IEC kurang lebih lima tahun lalu. Walau memiliki kekayaan cukup sehat, Eriksson tetap menjalankan tugasnya sebagai wasit di negaranya dan di Eropa. Ia menekankan, itu dilakukan karena kecintaannya kepada sepakbola.
“Gelontoran yang banyak tidak mengubah apa pun. Hal terbaik yang saya lakukan dalam kehidupan saya adalah mewasiti laga sepakbola,” ujar Eriksson.
Eriksson menjadi wasit profesional pada 1994, sebelumnya akhirnya bertugas di Liga Utama Swedia (Allsvenskan) enam tahun kemudian. Ia menerim badge FIFA pada 2002, dan berpartisipasi di pertandingan internasional di tahun yang sama, yakni semi-final Piala Eropa U-17 2002. Selama enam tahun di Piala UEFA, Liga Europa, dan Liga Champions, serta kualifikasi Piala Eropa dan Piala Dunia, ia akhirnya dipromosikan menjadi salah satu wasit elit Eropa di awal 2009/10.
JONAS ERIKSSON | Swedia |
|
Eriksson
tergolong bukan wasit keras, mengingat hanya sedikit kartu merah yang
keluar dari kantungnya. Kondisi serupa juga berlaku untuk kartu kuning.
Tak jarang ia kerap menghadirkan sejumlah kontroversi di tiap
kepemimpinannya.
TIM PENDUKUNG ERIKSSON |
|
Asisten 1 | Stefan Wittberg |
Asisten 2 | Mathias Klasenius |
Asisten 3 | Fredrik Nilsson (Cadangan) |
Asisten tambahan | Markus Strombergsson |
Asisten tambahan | Stefan Johannesson |
Keputusan tak memberikan penalti membuat mantan manajer Southampton dan Glasgow Celtic Gordon Strachan mengeluarkan kritikan pedas kepada pria Swedia itu, dengan menyatakan, “seharusnya dia tidak boleh memimpin di Liga Champions lagi...dia tidak bagus.”
Musim ini Eriksson kembali memunculkan kontroversi ketika mengusir Jordan Ayew (Marseille), dan selanjutnya memberikan hadiah penalti kepada klub Ligue 1 Prancis ini saat meraih kemenangan 3-0 atas Borussia Dortmund di fase grup Liga Champions. Ia lagi-lagi menimbulkan kemarahan saat mengabaikan dua penalti yang diklaim Barcelona saat bermain imbang tanpa gol melawan Milan di San Siro pada leg pertama perempat-final.
Walau kerap menghadirkan sejumlah kontroversi di kompetisi papan atas, wasit asal Swedia ini relatif konsisten saat bertugas di liga tertinggi di negaranya. Pada musim ini, ia memimpin enam laga Liga Champions, leg pertama babak kedua Liga Europa antara Atletico Madrid dan Besiktas, serta semi-final antara Sporting Lisbon dan Athletic Bilbao.
Eriksson mendapat kehormatan dipilih memimpin pertandingan di Piala Eropa pada musim panas ini, dan ia mengaku tidak sabar untuk memulainya.
“Saya sangat bangga, senang, dan berterima kasih menjadi salah satu wasit yang akan bertugas di putaran final Euro 2012, dan bisa menikmatin turnamen ini,” ujar Eriksson kepada laman federasi sepakbola Swedia.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada setiap orang di persepakbolaan Swedia, mulai dari rekan sesama wasit, pengamat, hingga para pemain dan pelatih yang dalam berbagai cara membantu saya mengembangkan diri sebagai wasit.
Dengan pengalaman selama 18 tahun, dan reputasi yang meningkat, Eriksson akan percaya diri memperlihatkan performa bagus di Piala Eropa. Gaya yang membiarkan pertandingan berjalan apa adanya membuat dia akan menjadi favorit di antara fans dan pemain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar